Sabtu, 27 Februari 2016

Pengabdian Masyarakat di Ma'had Al-Jami'ah IAIN Palangka Raya

Oleh Luqman Baihaqi, S.S.,M.Pd
Pengabdian masyarakat di ma’had al jami’ah ini berfokus pada:
  1. Kegiatan penunjang input (meaning-focused input activities) Kegiatan berfokus pada input adalah kegiatan memahami dan mencerna makna berbahasa asing melalui aktifitas listening dan reading. Kegiatan ini bertujuan membiasakan otak untuk memahami bahasa target melalui aktifitas mendengar pengumuman, percakapan, perintah, penjelasan lisan dan tulis.
  2. Kegiatan memacu output (meaning-focused output activities). Disini mahasiswa dipaksa menggunakan bahasa Arab atau Inggris dalam komunikasi sehari-hari. Bahasa Arab dan Inggris digunakan sebisanya. Mahkamah Bahasa (Language Court) digunakan untuk menjaga komitmen berbahasa.
  3. Kegiatan melatih pembentukan bahasa (language-focused learning). Fokus kegiatan pada aspek penggunaan bahasa itu sendiri. Tata bahasa, cara pengucapan, gaya menyampaikan disampaikan melalui contoh langsung dari musyrif/ah, dan Pembina.
  4. Kegiatan berfokus pada perkembangan kefasihan (fluency-development). Cara meningkatkan kefasihan mahasiswa adalah melalui materi modul yang familiar dengan konteks kebutuhan mereka. Modul yang digunakan diharapkan dapat mendukung pengayaan kosakata siap pakai dalam konteks bahasa lisan maupun tulis (simple readings).
Kemampuan berbahasa Inggris atau Arab mahasiswa yang aktif dan berkemauan tinggi terlihat cukup pesat. Mahasiswa prodi non-kebahasaan memperlihatkan perkembangan menggembirakan setidaknya dalam percakapan sederhana.. Rasio mahasiswa yang masih aktif mengikuti kegiatan pagi cukup tinggi bila dibandingkan situasi periode sebelumnya.
Kegiatan pengembangan bahasa Inggris dan Arab telah dilakukan secara intensif dan terikat. Kegiatan bahasa dimulai pagi hari setelah kegiatan keagamaan selesai pukul 05.00 WIB. Kegiatan bertempat di depan masjid Raya Darussalam yang berlangsung selama kurang lebih 30 menit (mulai 05.00-05.30 WIB). Kegiatan kebahasaan dikemas secara variatif untuk menghindari kebosanan dan efektifitas berdasar teori pembelajaran bahasa Inggris/Arab sebagai bahasa asing. Variasi ragam kegiatan bahasa Inggris dan Arab berbeda disesuaikan karakteristik bahasa. Bahasa Inggris menekankan pada aktifitas 4 bagan (strands) yaitu meaning-focused input, meaning-focused output, language-focused learning dan fluency development. Bahasa Arab lebih berfokus pada kemampuan memahami teks tertulis dan percakapan sederhana. Musyrif/ah dan instruktur/Pembina bahasa bertanggungjawab memimpin dan memantau kegiatan.
Kegiatan rutin mingguan berupa public speech atau muhadhoroh dilakukan seminggu sekali. Setiap mahasiswa mendapat kesempatan untuk tampil berpidato dalam bahasa Inggris atau Arab.
Bahasa Arab dan Inggris digunakan sehari-hari dalam percakapan dalam wilayah Ma’had Al jami’ah dan masjid.
Untuk menegakkan kedisiplinan berbahasa ini dibentuk Mahkamatul Lughoh (Language Court). Mahasiswa yang tidak menggunakan bahasa Inggris atau Arab dalam wilayah yang telah ditentukan akan mendapat sangsi masuk Mahkamatul Lughoh (Language Court). Kegiatan ini disupervisi oleh instruktur/ Pembina bahasa Inggris/Arab yang berwenang memberikan saran, rekomendasi, pemantauan dan hukuman.
Evaluasi kegiatan pengembangan bahasa Inggris/Arab dilakukan secara periodik untuk menelusuri kendala dan mencari solusi penerapan metode dan pendekatan yang lebih tepat sesuai kebutuhan mahasiswa.
Konsistensi menggunakan bahasa resmi dalam percakapan sehari-hari masih rendah. Mahasiswa masih kesulitan berkomitmen berbahasa resmi selama 24 jam. Keadaan berbahasa menemui situasi berbeda di asrama putra maupun putri. Di asrama putra, diasumsikan kurang dari 10% mahasiswa masih berkomitmen berbahasa resmi. Mereka memilih menjadi pendiam dan terkesan kurang luas pergaulan karena pilihan ini. Selebihnya kedispilinan berbahasa resmi sulit dikendalikan.
Di asrama putri situasi ‘agak’ lebih baik. Mahasiswi cenderung memilih menggunakan bahasa Inggris/Arab dalam interaksi dengan teman. Setidaknya diluar wilayah kamar. Dalam kamar, mereka masih menggunakan bahasa Indonesia/lokal dalam rangka curhat/gossip sesame wanita. Di asrama putri musyrifah lebih mampu menahan diri untuk berbahasa resmi. Walau ada juga beberapa musyrifah tertentu yang masih terlihat konsisten menggunakan bahasa lokal dalam situasi “sulit”.
Mahkamah bahasa belum terlihat efektif menjaga kedisiplinan berbahasa. Komitmen penegakan hukum masih rendah. Musyrif/ah sebagai penegak hukum belum menjadi role model yang baik dalam konsistensi berbahasa resmi. Rendahnya komitmen hukum ini menyebabkan ‘peremehan’ terhadap aturan. Saat ini persentase kelompok mahasiswa/i yang meremehkan hukum/aturan berbahasa semakin besar.
Dalam hal lain ada beberapa fakta menarik. Masih banyak mahasiswa/I yang mengikuti kegiatan berbahasa dengan motivasi sekedar ‘ikut kegiatan’. Mereka tidak punya tekat dan tujuan yang jelas. Dampak uniknya, tidak ada korelasi antara tingkat keaktifan mengikuti kegiatan tinggi, terlihat melalui absensi, dan kemampuan berbahasa resmi. Hal ini terutama dari kelompok blok bahasa arab di asrama putri.
BAB IV PENUTUP
  1. KESIMPULAN
Pelaksanaan Abdimas 2014 berfokus pada pengembangan Bahasa Arab dan Inggris. Dua bahasa Internasional ini diajarkan dengan pendekatan komunikatif. Saya menerapkan pendekatan ini pertama-tama pada Musyrif/ah yang kemudian menerapkannya pada santri mahasiswa Mahad Al jamiah. Kegiatan dilakukan melalui 4 tahap.
Dalam perjalanannya pendekatan komunikatif ini berjalan dengan baik pada mahasiswa yang memilki motivasi belajar tinggi. Mereka yang termotivasi ini belajar lebih efektif dan efisien. Hasil yang mereka dapatkan juga cukup signifikan. Sebaliknya ada mahasiswa yang mengalami perkembangan lambat bahkan tidak berkembang bahasanya sama sekali. Kelompok ini mengikuti kegiatan peningkatan bahasa ini dengan motivasi ‘sekedar ikut-ikutan’, dengan alas an takut dihukum, atau terpaksa ikut.
Dengan berbagai tantangan dan hambatan menggunung, sistem yang ditawarkan melalui pengabdian masyarakat ini, secara umum, memberi dampak positif bagi percepatan penguasaan Bahasa Inggris dan Arab. Setidaknya bagi mereka yang insyaf. Seperti yang dikatakan oleh KH. Imam Zarkasyi, pengasuh Pondok Modern Gontor, “Sebesar Keinsyafanmu Sebesar Itupula Keuntunganmu”.
  1. SARAN DAN KRITIK/REKOMENDASI MASUKAN
Konsep integralisasi kegiatan ma’had dan kegiatan akademik (kurikulum) belum bisa diterapkan di periode TA 2014/2015. STAIN Palangka raya masih belum menyepakati usulan yang diberikan pengelola ma’had tentyang konsep pengembangan Bahasa Arab dan Inggris. Beberapa pihak hanya menganggap ‘kosong’ konsep integrasi kegiatan bahasa tersebut. Kosong karena dianggap tidak penting. Kosong fikiran karena capek memikirkan.
Mahad Aljamiah adalah kawah candradimuka IAIN Palangkaraya. Ditempat inilah calon SDM produk lembaga ini dibentuk. Pendidikan karakter harus didukung semua pihak. Pengembangan bahasa Arab dan Inggris hanya salah satu pendidikan karakter itu.

0 Komentar:

Posting Komentar

Contact

Talk to us

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipisicing elit. Dolores iusto fugit esse soluta quae debitis quibusdam harum voluptatem, maxime, aliquam sequi. Tempora ipsum magni unde velit corporis fuga, necessitatibus blanditiis.

Address:

9983 City name, Street name, 232 Apartment C

Work Time:

Monday - Friday from 9am to 5pm

Phone:

595 12 34 567

Diberdayakan oleh Blogger.

Jangan Lupa "Like" ya

Pengunjung

Flag Counter

Fan Fage Ma'had

Youtube Mahad